1.
PENGERTIAN
ADMINISTRASI KEUANGAN
Di Italia, istilah ini
berkembang menjadi administrazione, menjadi administration
di Perancis, Inggris dan Jerman. Administrasi juga berasal dari kata Belanda,
yaitu administratie yang diartikan sebagai istilah tata usaha, yaitu
segala kegiatan yang meliputi tulis menulis, mengetik, koresponden,
kearsipan dan sebagainya (office work) . Dalam bahasa Yunani terdiri atas ad
dan ministrare yang berarti mengabdi, melayani atau berusaha untuk
memenuhi harapan setiap orang.
Secara terminologis,
administrasi dalam arti luas merupakan segenap proses pengelolaan/ kerjasama
sekelompok orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Menurut Simon, manusia yang administrasi seharusnya mengutamakan
kepuasan. Manusia administrasi harus mementingkan kepuasan dan bukan hanya
mementingkan hasil maksimal. Sedangkan keuangan merupakan hasil dari proses
pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Berangkat dari berbagai
pengertian di atas, dapat diartikan bahwa administrasi keuangan adalah proses
pengelolaan yang melibatkan semua kegiatan yang berhubungan dengan keuangan,
pembuatan laporan keuangan, dan pencapaian tujuan untuk kepentingan bersama.
2.
PRINSIP
ADMINISTRASI KEUANGAN
Manajemen Keuangan adalah
tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi. Untuk
itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik maka diperlukan
pengidentifikasian prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik pula. Adapun 7
prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan:
1. Konsistensi
(Consistency) : Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten
dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh
disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak
konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat
manipulasi di dalam pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas
(Accountability) : Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang melekat
pada individu, kelompok, atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana,
peralatan, atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan.
Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan
apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui
bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi
(Transparency) : Organisasi harus terbuka dengan pekerjaannya, menyediakan
informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk di dalamnya menyiapkan laporan keuangan yang akurat,
lengkap, dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku
kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini
mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup
(Viability) : Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat
strategic maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang
diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat
keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus
menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukkan bagaimana organisasi dapat
melaksanakan rencana strategiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity) : Dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang
baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya
melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
6. Pengelolaan
(Stewardship) : Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah
diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan
keuangan dengan baik melalui berhati-hati dalam perencanaan strategic,
identifikasi resiko-resiko keuangan, dan membuat sistem pengendalian dan sistem
keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7. Standar Akuntansi
(Accounting Standards) : Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan
organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku
secara umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat
mengerti sistem yang digunakan organisasi.
3.
PROSES ADMINISTRASI KEUANGAN
a.
Perencanaan
Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b.
Penganggaran
Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c.
Pengelolaan
Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d.
Pencarian
Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
e.
Penyimpanan
Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
f.
Pengendalian
Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
g.
Pemeriksaan
Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
4.
FUNGSI ADMINISTRASI KEUANGAN
Berikut ini fungsi administrasi keuangan perusahaan :
1. Pembayaran
dan Penagihan
Tugas
staff administrasi
keuangan membayar tagihan untuk korporasi. Fungsi administrasi keuangan,
misalnya melakukan prosedur perjanjian pembelian dengan faktur vendor dan
menerima laporan untuk memastikan pembayaran yang dikirim untuk pembelian resmi
oleh perusahaan hingga diterima. Administrator Keuangan mempunyai rekening
penjual dan memastikan keakuratan faktur pada semua bahan yang diterima.
2. Entri Jurnal
Seorang
administrator keuangan melakukan tugas akuntansi seperti membuat jurnal secara
teratur. Jurnal entri dalam prinsip dasar
akuntansi adalah catatan kronologis semua
transaksi untuk sebuah perusahaan. Entri dibuat menjadi buku besar akuntansi,
yang dibuat oleh akun. Administrator keuangan bekerja dengan departemen
akuntansi untuk menyelesaikan jurnal ini.
3. Akun Rekonsiliasi dan Penutupan
Administrator
Keuangan berpartisipasi dalam kegiatan penutupan organisasi. Penutupan adalah
proses akuntansi yang dapat mencakup rekonsiliasi perbedaan persediaan,
depresiasi aset tetap perusahaan dan posting informasi penagihan. Administrator
juga berpartisipasi dalam kegiatan penggajian untuk korporasi. Menutup akun
rekonsiliasi yang dilakukan setiap bulan atau tahun di kebanyakan organisasi.
4. Penganggaran
Sebuah
perusahaan menganalisa informasi keuangan yang digunakan untuk membuat anggaran
bulanan oleh staff administrasi keuangan. Fungsi administrasi keuangan
juga, memantau anggaran dan melakukan analisis biaya dan peramalan
keuangan. Karyawan di posisi administrator keuangan juga mempersiapkan laporan
keuangan untuk manajemen yang mencakup laporan biaya dan laporan arus kas.
Administrator keuangan memonitor investasi perusahaan.
5. Pajak
Tugas
administrator keuangan dalam sebuah organisasi mempersiapkan pajak bagi
organisasi, sesuai dengan ketentuan dan prosedurnya.
Tanggung Jawab
Administrasi Keuangan
Seorang
administrator keuangan mengawasi operasi keuangan harian dan perencanaan
keuangan jangka panjang. Pekerjaan meliputi :
•
pengembangan
proses
•
laporan
•
pedoman
yang dibutuhkan untuk membangun dan menjaga keuangan perusahaan
•
koordinasi
departemen keuangan kepegawaian
Seorang staff
administrasi keuangan yang sukses sangat terorganisir dan profesional
berorientasi pada detail dengan analitis, komunikasi dan keterampilan
matematika yang kuat. Mereka harus memahami persyaratan hukum dan
peraturan yang berkaitan dengan keuangan usaha di tingkat lokal, negara bagian
dan federal, dan tahu teknik audit untuk membantu memastikan operasi keuangan
perusahaan tetap mematuhi peraturan. Penguasaan komputer untuk posisi ini
termasuk spreadsheet, presentasi, pengolah kata dan perangkat lunak pelaporan.
5.
PROSES
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN UANG
1.
Dokumen (bukti) asli pendukung setiap penerimaan uang yang
terdiri dari :
- Pemberitahuan tentang pelunasan dari para
langganan (remittance advice) atau amplop.
-
Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang di cetak dan dibuat
oleh kasir untuk penerimaan uang langsung.
- Pita daftar penjualan tunai
- Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman.
- Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan oleh bank.
2.
Data harian yang menunjukkan kumpulan ataukah
ringkasan penerimaan kas yang terdiri dari :
- Bukti setoran ke
bank
- Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir) dan daftar penerimaan
kas harian (yang dibuat oleh bagian surat masuk).
- Ringkasan cash
register
-
Proof tapes
3. Buku jurnal (book of
original
entry)
- Jurnal
penerimaan uang (terperinci)
- Kombinasi
proof shhet dengan jurnal penerimaan uang.
4.
Buku pembantu piutang dan buku besar
Uang tunai/ kas adalah barang yang mudah menjadi
sasaran pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah dibawa, maka mudah
disimpang dan mudah digunakan untuk mengadakan transaksi. Oleh karena itulah
pengawasan yang baik sangat diperlukan, sejak saat diterimannya sampai
dimaksudkan ke dalam basi peti atau ( brankas ), atau langsung disimpang
kebank agar uang tersebut dapat terhindar dari beberapa bahaya (resiko) yang
bisa melanda perusahaan.
Untuk bisa menyusun
suatu manual atau pedoman tentang sistem dan prosedur pencatatan kas, maka
terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada
pengeluaran kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat
Kosasi, Auditing, Prinsip Accounting, (2001 :102) mengemukakan, sebagai berikut
:
1.
Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat
disusun suatu ikhtisar laporan dan pencatatan, dari kedalam jurnal
pengeluaran kas.
2. Dalam
perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher
register", jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari
perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian.
Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol
chek terhadap buku-buku tersebut di
atas.
3.
Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah pos-pos
harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok
rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan
posting ke pos debet. Suatu sistem efektif mengenai pengeluaran
kas hal sangatlah penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan sistem
yang ada pada penerimaan kas. Oleh karena pengurus dan pimpinan suatu
perusahaan harus mengirim surat dan dapat menjelaskan
mengenai siapa yang berwewenang untuk menandatangani chek. Semua
pembayaran/ pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek atau nama
perusahaan ataukah chek voucher, merupakan suatu formulir yang dikirim kepada
kreditur sebagai pemberitahuan tentang pembayaran bersama dengan cheknya,
tembusannya merupakan catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan
pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otonomi. ,
tetapi dalam hal ini perlu adanya pedoman dalam pembukuan.
Sistem dan pembukuan dalam pengendalian interen yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut
:
1.
Sebelum faktor pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan
perhitungan-perhitungannya dalam faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya.
2
Dalam hal adanya retur
pembelian, maka jumlahnya harus dapat ditentukan untuk mengurangi hutang yang
akan dibayar.
3. Semua hutang dibayar dalam periode potongan
sehingga diperoleh potongan pembelian.
4.
Jumlah saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok dengan besarnya saldo
rekening kontrolnya dan dengan surat pernyataan piutang dari penjual
(kreditur).
5. Semua
pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk pengeluaran dari kas kecil.
6.
Pembentukan dana kas kecil dengan inpers sistem.
7.
Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku chek.
8. Petugas yang menandatangani chek dibedakan
dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin ke-
duanya harus menyarankan uang jaminan.
9. Harus
ada pertanggung jawaban dari pemegang buku chek tentang nomor-nomor chek yang
digunakan, serta yang di- batalkan.
10.
Tanggung jawab penerimaan uang harus dipisahkan dari tanggung
jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini tidak berlaku untuk
lembaga-lembaga keuangan seperti
bank.
11. Petugas
pengeluaran uang harus dipisahkan dari petugas yang mengerjakan pembukuan kas.
12. Rekonsiliasi
dibuat laporan dilakukan oleh petugas yang tidak
menandatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
13.
Persetujuan pengeluaran uang harus didukung dengan faktur dari penjual yang
sudah disetujui serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
14. Chek
untuk pengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas nama penerima.
15.
Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap lunas atau dilubang agar
tidak digunakan lagi.
16. Dilakukan
cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang kas.
17.
Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuat rekening
perantara.
6.
PROSES
PENCATATAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN UANG
1. Penerimaan kas dari
piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan
dengan prosedur berikut ini :
dengan prosedur berikut ini :
a. Bagian piutang memberikan
daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada penagih.
b. Bagian penagihan
mengirimkan penagih yang merupakan karyawan perusahaan untuk melakukan
penagihan ke debitur.
c. Bagian penagihan menerima
cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
d. Bagian penagihan
menyerahkan cek ke bagian kasa.
e. Bagian penagihan
menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untutk kepentingan
posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian kasa mengirim
kwitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.
g. Bagian kasa menyetorkan
cek ke bank, setelah cek tersebut dilakukan endorsment oleh pejabat
yang berwenang.
h. Bank perusahaan melakukan
clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
2. Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :
a. Bagian pengiriman mengirim
faktur penjualan kredit kepada debitur
pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.
pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.
b. Debitur mengirim cek atas
nama yang dilampiri surat
pemberitahuan melalui pos.
pemberitahuan melalui pos.
c. Bagian sekretariat
menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan
dari debitur.
dari debitur.
d. Bagian sekretariat menyerahkan
cek kepada bagian kasa.
e. Bagian sekretariat
menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian kasa mengirim
kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima
pembayaran dari debitur.
pembayaran dari debitur.
g. Bagian kasa menyetorkan
cek ke bank, setelah cek atas nama
tersebut dilakukan endorsemen oleh pejabat yang berwenang.
tersebut dilakukan endorsemen oleh pejabat yang berwenang.
h. Bank perusahaan melakukan
clearing atas cek tersebut ke bank
debitur.
debitur.
3. Penerimaan Kas Melalui Lock-Box-Collection Plan dilaksanakan
dengan prosedur sebagai berikut :
a. Bagian penagihan mengirim
faktur penjualan kredit kepada debitur
pada saat transaksi terjadi.
pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur melakukan
pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh
tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO
BOX di kota terdekat.
tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO
BOX di kota terdekat.
c. Bank membuka PO BOX dan
mengumpulkan cek dan surat
pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan.
pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan.
d. Bank membuat daftar surat
pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri
dengan surat pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke bagian
sekretariat.
dengan surat pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke bagian
sekretariat.
e. Bank mengurus check clearing.
f. Bagian sekretariat
menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk mengkredit rekening pembantu piutang debitur yang
bersangkutan.
piutang untuk mengkredit rekening pembantu piutang debitur yang
bersangkutan.
g. Bagian sekretariat
menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke
bagian kasa.
bagian kasa.
h. Bagian kasa menyerahkan
daftar surat pemberitahuan ke bagian
jurnal untuk mencatat di dalam jurnal penerimaan kas.Prosedur penerimaan uang melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada satu bagian saja.
jurnal untuk mencatat di dalam jurnal penerimaan kas.Prosedur penerimaan uang melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada satu bagian saja.
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
1. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek
Fungsi Yang Terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu :
a. Fungsi Hutang : Fungsi ini
menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang
nantinya akan digunakan sebagai
dokumen pendukung bukti pengeluaran uang dan menyiapkan bukti
pengeluaran uang.
b. Fungsi Kasir : Fungsi ini
menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang, menuliskan besarnya uang
yang harus dikeluarkan dalam cek dan
memintakan tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta
memberikan cek kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek.
memintakan tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta
memberikan cek kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek.
c. Fungsi Akuntansi :
Tugasnya yaitu menerima dari bagian utang lembar pertama bukti pengeluaran kas
beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu
menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang beserta bukti-bukti pendukung
ke dalam suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang
telah dibayar. Dalam menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini,
sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut bukti pengeluaran
uang.
menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang beserta bukti-bukti pendukung
ke dalam suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang
telah dibayar. Dalam menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini,
sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut bukti pengeluaran
uang.
d. Bagian Pengawasan Intern : Bagian ini bertugas
memverifikasi pengeluaran pengeluaran uang ini, termasuk mengecek
penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan selama
proses pengeluaran uang tersebut.
Dokumen yang digunakan
dalam sistem pengeluaran kas.
a. Dokumen pelengkap
pengadaan dan penerimaan barang/jasa. Dokumen ini merupakan dokumen yang digunakan untuk mendukung permintaan pengeluaran kas.
b. Cek
Dari sudut sistem informasi akuntansi cek merupakan dokumen yang
digunakan untuk memerintahkan melakukan pembayaran sejumlah uang
kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum dalam cek.
Dari sudut sistem informasi akuntansi cek merupakan dokumen yang
digunakan untuk memerintahkan melakukan pembayaran sejumlah uang
kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum dalam cek.
c. Voucher
Dokumen ini sebagai permintaan dari yang memerlukan pengeluaran
kepada fungsi akuntansi untuk membuat kas keluar.
Dokumen ini sebagai permintaan dari yang memerlukan pengeluaran
kepada fungsi akuntansi untuk membuat kas keluar.
Catatan Akuntansi Yang
digunakan dalam Sistem akuntansi
pengeluaran kas
pengeluaran kas
a. Jurnal Pengeluaran Kas : Digunakan untuk mencatat
pengeluaran kas
b. Register cek digunakan
untuk mencatat cek-cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembayaran kreditur atau pihak lain.
dikeluarkan untuk pembayaran kreditur atau pihak lain.
Catatan akuntansi yang
digunakan dalam pengeluaran kas yaitu :
a. Buku pembantu utang
b. Buku jurnal pembelian
c. Buku jurnal pengeluaran
uang
d. Remittance advice
Lmyam lngkap...hebat...
BalasHapusLmyam lngkap...hebat...
BalasHapusTerimakasih gan.
BalasHapusSoftware Akuntansi Pembukuan dapat mengatur dan mencetak laporan keuangan pribadi anda.
Cek softwarenya disini Sofware Akuntansi.
Terimakasihh...sangat membantu sy
BalasHapus